Selasa, 02 Juni 2009

Minggu, 01 Maret 2009

MItigasi Bencana Kota Bandar Lampung


Tahun 2008, BAPPEDA Kota Bandar Lampung bekerjasana dengan PT. Visitama Daya Solusi telah melaksanakan pekerjaan Studi Mitigasi Bencana di Kota Bandar Lampung. Kajian awal ini baru dapat memberikan rekomendasi secara umum dan kuantitatif mengenai tingkat bahaya dan risiko Kota Bandar Lampung. Berdasarkan studi kwalitatif dan kuantitatif risiko bencana untuk kota BandarLampung dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
  1. Di daerah Kota Bandar Lampung terdapat kegiatan neo-tektonik berupa pengangkatan teras – teras pantai dan sungai serta pergeseran beberapa aliran sungai yang terindikasi merupakan hasil kegiatan tektonik resen kelanjutan dari suatu tektonik Plio – Plistosin.

  2. Analisis dengan mempergunakan metoda Well dan Copersmith (1994) sesar – sesar yang melintas Kota Bandar Lampung mempunyai gerak geser menganan sebesar 0.2 mm / tahun. Patahan sumber gempa dekat dengan kota Bandarlampung adalah Patahan Panjang dan Lempasing yang masing masing mampu menimbulkan besaran gempa 6.35 dan 5.29.

  3. Analisi deterministik percepatan gempa berdasarkan rumus fungsi atenuasi dari Sadigh ( 1997 ) untuk “ Extensional Tectonic Regimes “ di dapat harga percepatan tertinggi 0.36 g dan terendah di daerah Kedaton sebesar 0.23 g ( g = gravitasi bumi ) .

  4. Tingkat bahaya yang sedang diidentifikasi karena sangat dekat patahan potensi aktiv dan berada di daerah pesisir pantai dimana juga diperkirakan rawan terhadap bahaya likuifaksi, tanah retak dan ancaman gelombang tsunami.


  5. Kajian resiko berdasarakan metoda Kaneko (1996) menunjukkan banyak daerah – daerah di Bandar Lampung berisiko tinggi dari ancaman multi bahaya, khususnya ancaman dari bahaya gempabumi.

  6. Tinggi risiko bencana di Kota Bandar Lampung disebabkan karena adanya variasi kondisi tanah. Eksisting morfologi Bandar lampung yang sebagain besar daerah landai sampai miring, juga tingginya kerentanan eksisting kota dan masih lemahnya alur kebijakan yang jelas dari pemerintah kota dalam menghadapi bencana menyebabkan secara umum kurangnya kemampuan kelembagaan kota dalam kesiapan menghadapi bencana.

  7. Hasil kajian risiko Kota Bandar Lampung terhadap bencana dari multi hazards kota dapat menggambarkan secara garis besar daerah-daerah yang mempunyai tingkat risiko yang relatif tinggi.

Daerah –daerah tersebut antara lain meliputi: daerah – daerah dengan tingkat kepadatan bangunan dan permukiman yang relatif padat dan terletak pada zona bahaya sedang – tinggi. Daerah beriko tinggi trhadap ancaman bahaya longsor, gempa dan tsunami Kecamatan Panjang, Teluk Betung Barat dan Selatan, Kecamatan Kemiling. Di samping itu, daerah dengan tingkat risiko tinggi dapat dilihat pada daerah-daerah yang mempunyai fasilitas umum/sosial yang vital dan fasilitas maupun jaringan infrastruktur yang terletak pada zona bahaya sedang – tinggi seperti Pelabuhan Panjang/ Srengsem. Demikian juga fasilitas sosial/umum seperti rumah sakit juga terletak di daerah Tanjung Karang Pusat,Sukarame, dan Tanjung Karang Timur dengan kondisi tanah sedang sampai lunak juga perlu memperhatikan adanya poteni ground fructuring.Jaringan air bersih, listrik, telepon yang terletak di dearh zona bahaya sedang, kemungkinan juga dapat berisiko tinggi untuk gaga

Family Gathering 2008


PT. Visitama Daya Solusi setiap tahunnya melaksanakan kegiatan Family Gathering. Acara tersebut dimaksudkan untuk lebih mempererat silaturrahim antar karyawan dan jajaran direksi. Acara FG tersebut biasa kami laksanakan satu kali dalam setahun. Family Gathering juga dimaksukkan untuk melepaskan penat kami yang dalam beberapa waktu tengah disibukkan oleh berbagai proyek.